Bencana Alam Hidrologi : Pengertian dan Contohnya | Verdiand.net

Jika air di bumi mengalami perubahan kualitas, distribusi, dan pola pergerakan yang tiba-tiba dan signifikan, dapat menyebabkan bencana alam yang besar. Bencana alam yang disebabkan oleh kondisi tersebut umumnya disebut bencana hidrologi (lihat juga o bencana geologi). Setidaknya ada 3 jenis bencana hidrologi, yaitu banjir, letusan gunung berapi, dan tsunami.

Bencana hidrologi banjir

Banjir mengacu pada luapan air yang menutupi (menenggelamkan) lahan kering. Perairan di permukaan bumi, seperti sungai dan danau, mungkin memiliki jumlah air yang berbeda pada musim tertentu, tetapi luapan air yang disebut banjir hanya terjadi ketika luapan mencapai tanah yang digunakan atau dihuni oleh manusia. dan hewan liar.

Banjir dapat terjadi dalam jangka waktu yang lama atau dapat terjadi hanya dalam beberapa menit. Banjir bandang biasa disebut banjir bandang. Banjir dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber airnya, faktor penyebabnya, dan luas wilayah yang terkena dampaknya. Sejumlah faktor dapat menyebabkan banjir, seperti hujan lebat, rusaknya bendungan, tanah longsor, dan gempa bumi yang dapat mengubah aliran air sungai dan tsunami.

Banjir besar dapat menyebabkan hilangnya harta benda dan kematian makhluk hidup. Misalnya, salah satu banjir terparah dalam dekade terakhir adalah banjir di China pada tahun 1931, yang menewaskan 2,5 juta orang dan jutaan hewan.

Baca juga: 7 Negara yang Sering Terkena Bencana Alam

Bencana hidrologi letusan Limnik

Limun letusan atau banjir danau merupakan bencana alam hidrologi yang terjadi akibat letusan karbon dioksida di perairan danau. Fenomena alam ini adalah hal yang sangat langka. Pelepasan bahan bakar secara tiba-tiba dapat menghasilkan awan besar yang mengancam makhluk hidup di sekitarnya, termasuk manusia.

Letusan limnic terjadi di danau karena pelepasan bahan bakar karbon dioksida. Meski sangat jarang, letusan ini dikategorikan sebagai bencana hidrologi. Pelepasan bahan bakar CO2 secara tiba-tiba di dasar danau dapat menghasilkan awan karbon dioksida yang sangat besar yang mematikan bagi makhluk hidup. Selain itu, dampak letusan ini juga dapat menimbulkan gelombang besar di air danau hingga menimbulkan tsunami lokal di sekitar tepian danau.

Danau yang mengalami letusan ini dikenal sebagai “danau yang meledak”. Salah satu letusan gunung berapi paling mematikan terjadi pada 15 Agustus 1984, ketika Danau Monoun di Kamerun meledak, melepaskan karbon dioksida, menewaskan 37 orang.

Bencana tsunami hidrologi

Tsunami disebabkan oleh pergerakan air dalam jumlah besar baik di laut maupun di danau. Pergerakan air ini menghasilkan rangkaian gelombang besar dan tinggi. Penyebab tsunami termasuk gempa bumi, letusan gunung berapi, runtuhnya balok es besar (gletser), ledakan bahan bakar bawah air, letusan gunung berapi dan tanah longsor.

Semua peristiwa ini dapat mengeluarkan air dalam jumlah besar dari badan air, yang mengakibatkan apa yang disebut tsunami. Gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter bahkan ratusan meter (megatsunami). Sementara tsunami umumnya hanya mempengaruhi daerah pesisir atau pantai dan danau, tsunami yang kuat dapat mempengaruhi bentuk relief dasar laut atau dasar danau.

Tsunami Samudra Hindia 2004 adalah salah satu tsunami paling mematikan yang pernah tercatat dalam dekade ini. Bencana hidrologi tersebut disebabkan oleh gempa bumi dan menewaskan ribuan orang di 14 negara yang berbatasan dengan Samudera Hindia. Selain banyak yang tewas, ribuan orang lainnya hingga kini belum ditemukan.

Berita Terkini

Tinggalkan komentar