Akibat Krisis, Warga di Inggris Rela Tak Makan Demi Bayar Listrik – Jutaan orang Inggris rela tidak tidak makan demi membayar listrik pengaruh krisis energi yang menimpa negara hal yang demikian. Mengutip dari The Guardian, menurut laporan Money Advice Trust diperkirakan sejumlah 20 persen orang dewasa Inggris atau 10,9 juta orang menunggak tagihan. Angka ini naik sekitar 45 persen semenjak perhitungan terakhir di Maret lalu.
Selain itu, menurut survei opinium, terdapat 5,6 juta warga rela tak makan dalam tiga bulan terakhir sebagai pengaruh dari krisis. Ini termasuk melewatkan makan, makan sekali sehari, atau tak makan sama sekali pada sebagian hari. Tidak hanya itu, hampir 8 juta orang sudah menjual barang pribadi atau alat rumah tangga untuk membantu menutupi tagihan.
Kepala Eksekutif Opinium Joanna Elson menyuarakan jaminan harga kekuatan pemerintah sudah memang meredakan ketakutan akan kenaikan tagihan di masa yang akan datang. Tetapi, krisis terlanjur berpengaruh pada jutaan orang.
“Banyak rumah tangga sudah menghadapi pilihan yang sulit, seperti melewatkan makan cuma untuk menyalakan lampu dan membayar listrik,” ungkap Elson.
Dukungan Terhadap Warga Berpenghasilan Terendah Akibat Krisis di Inggris
Opinium pun minta pemerintah memakai anggaran pekan ini untuk memberikan dukungan terhadap warga yang berpenghasilan terendah. Penurut badan amal itu, banyak warga Inggris yang sudah tidak memiliki cadangan dana untuk mengatasi kenaikan harga. Berdasarkan survei 41 persen rumah tangga sudah memotong semua pengeluaran yang tak penting.
Penelitian memperlihatkan bahwa kenaikan harga energi yang tinggi, membuat jutaan orang tak sanggup membayar. Sekitar 10,7 juta orang sudah memandang tagihan tenaga mereka naik lebih dari 100 euro sejak April. Menurut penelitian Opinium itu, lonjakan harga daya membikin banyak orang mesti berutang demi menutupi tarif hidup.
Baca Juga: Cara Cek Pulsa Telkomsel
Badan amal itu memperkirakan lebih dari 15 juta orang mesti menerapkan kredit untuk membayar kebutuhan pokok. Jumlah ini meningkat sejak Maret 2022 sekitar 2,1 juta orang. Sementara, satu dari 10 orang seharusnya meminjam uang dari keluarga atau sahabat.