Pengertian, Penyebab, dan Jenis Gempa Tektonik | Verdiand.net

Gempa tektonik – Ketika kita berbicara tentang bencana alam, gempa bumi seringkali merupakan salah satu yang paling mematikan dan paling merusak. Gempa bumi terjadi saat lempeng bumi bergerak dan menimbulkan getaran pada permukaan bumi. Jenis gempa yang paling sering terjadi adalah gempa tektonik. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai pengertian, penyebab dan jenis gempa bumi tektonik.

Pengertian gempa tektonik

Gempa tektonik adalah jenis gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Bumi terdiri dari beberapa lempeng besar yang terus bergerak. Saat lempeng bertabrakan atau bergerak, getaran terjadi di sepanjang permukaan bumi dan menyebabkan gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik dapat terjadi di mana saja di dunia, tetapi lebih sering terjadi di wilayah dengan aktivitas seismik tinggi, seperti Cincin Api Pasifik.

Gempa bumi tektonik merupakan jenis gempa bumi yang paling sering terjadi dan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bangunan dan infrastruktur. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang gempa tektonik, mulai dari pengertian hingga penyebab dan jenisnya.

Secara umum gempa bumi tektonik disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang bergerak, naik atau turun. Gempa bumi ini sering terjadi di sepanjang perbatasan atau zona tempat lempeng tektonik bergerak. Ada tiga jenis batas lempeng yaitu batas divergen, batas konvergen dan batas transformasi. Batas divergen terjadi saat lempeng tektonik saling menjauh, batas konvergen terjadi saat lempeng tektonik bertabrakan, dan batas transformasi terjadi saat lempeng tektonik meluncur secara horizontal satu sama lain.

Gempa bumi tektonik dapat terjadi di seluruh dunia dan tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh karena itu, mitigasi sangat penting untuk mengurangi dampak gempa tektonik. Upaya mitigasi dapat dilakukan dengan membangun bangunan dan infrastruktur tahan gempa, memperkuat struktur bangunan, dan menyediakan jalur evakuasi yang aman. Selain itu, pelatihan dan simulasi evakuasi, serta kesiapsiagaan darurat dan bantuan medis yang cepat dan efektif juga merupakan upaya mitigasi yang penting.

Baca juga:

Penyebab gempa tektonik

Gempa tektonik

Ada beberapa penyebab terjadinya gempa tektonik. Salah satu penyebab utamanya adalah pergerakan lempeng bumi. Saat lempeng-lempeng tersebut meluncur atau bertabrakan, energi yang tersimpan di dalam lempeng-lempeng tersebut dilepaskan dalam bentuk getaran. Jumlah energi yang dilepaskan dapat bervariasi dari gempa yang sangat kecil hingga gempa yang sangat besar. Selain itu, gempa tektonik juga dapat disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, pergerakan massa tanah atau penggunaan bahan peledak dalam pengeboran minyak dan gas.

Penyebab utama gempa tektonik adalah pergerakan lempeng tektonik di kerak bumi. Ada tiga jenis batas lempeng tektonik, yaitu batas divergen, batas konvergen, dan batas transformasi, yang dapat menjadi sumber gempa bumi tektonik.

Pada batas yang berbeda, lempeng tektonik bergerak menjauh satu sama lain dan terbentuk celah di antara kedua lempeng tersebut. Saat magma dari mantel bumi naik menjadi celah dan mendingin menjadi batu, lempengan baru terbentuk di antara kedua lempeng tersebut dan menjauh satu sama lain. Pergerakan magma ini dapat menyebabkan gempa bumi tektonik.

Pada batas konvergen, lempeng tektonik bertabrakan dan saling mendorong. Ada dua jenis pergerakan lempeng tektonik pada batas konvergen, yaitu subduksi dan tumbukan. Subduksi terjadi ketika lempeng tektonik yang lebih padat tenggelam di bawah lempeng yang lebih ringan dan lebih tipis, sedangkan tumbukan terjadi ketika dua lempeng tektonik yang sama padatnya bertabrakan. Gerakan ini dapat menyebabkan gempa bumi tektonik.

Pada batas transformasi, lempeng tektonik meluncur secara horizontal satu sama lain. Limit transformasi berada di antara limit divergen dan limit konvergen. Pada batas transform, pergerakan lempeng tektonik dapat menyebabkan gempa bumi tektonik yang sering disebut gempa susulan.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya gempa tektonik, seperti perubahan suhu dan tekanan di kerak bumi, aktivitas vulkanik, dan aktivitas manusia seperti pengeboran minyak atau pengambilan air tanah secara besar-besaran.

Dalam upaya mitigasi gempa tektonik, perlu dipahami faktor-faktor penyebab gempa tektonik dan memperhatikan zona-zona yang berpotensi terjadinya gempa. Ini dapat membantu membangun bangunan dan infrastruktur tahan gempa, serta menyediakan jalur evakuasi yang aman dan memperkuat struktur bangunan.

Jenis gempa tektonik

Ada beberapa jenis gempa tektonik yang dapat terjadi. Gempa dangkal terjadi pada kedalaman kurang dari 70 kilometer di bawah permukaan bumi. Gempa dangkal seringkali lebih merusak daripada gempa tektonik yang lebih dalam karena gempa bumi lebih dekat ke permukaan bumi. Gempa sedang terjadi pada kedalaman antara 70 dan 300 kilometer di bawah permukaan bumi. Gempa sedang biasanya kurang merusak karena getarannya tidak terlalu dekat dengan tanah. Gempa bumi yang dalam terjadi pada kedalaman lebih dari 300 kilometer di bawah permukaan bumi. Gempa bumi yang dalam biasanya lebih besar, tetapi juga lebih jarang terjadi.

Dampak gempa tektonik

Gempa bumi tektonik dapat berdampak buruk pada manusia, hewan, dan lingkungan. Getaran yang terjadi saat gempa dapat merusak bangunan dan infrastruktur, serta memicu tanah longsor dan tsunami. Selain itu, gempa tektonik juga dapat menimbulkan kepanikan dan trauma pada manusia dan hewan.

Upaya mitigasi bencana

Ada beberapa upaya mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak gempa tektonik. Salah satu caranya adalah konstruksibangunan dan infrastruktur yang tahan gempa. Hal ini dapat dicapai dengan memperhatikan desain bangunan yang kuat dan penguatan struktur bangunan. Selain itu, upaya mitigasi juga mencakup penyediaan jalur evakuasi yang aman, pelatihan dan simulasi evakuasi, serta kesiapsiagaan darurat dan bantuan medis yang cepat dan efektif.

Berita Terkini

Tinggalkan komentar